Kisah ini menceritakan ketika Raden syahid masih muda, yang masih labil, ia suka mencuri dan merampok para bangsawan atau hartaawan yang peling. harta jarahan tersebut diberikan kepada para fakir miskin. ia menganggap tindakan itu sudah benar, meskipun sebenarnya kurang benar. Untuk lebih jelasnya silahkan simak cerita di bawah ini.
Raden Syahid gemar mencuri
Niat
untuk mengurangi penderitaan rakyat sudah disampaikan kepada ayahnya.
Tapi sepertinya ayahnya tidak bisa berbuat banyak. Raden Syhid cukup
memahami posisi ayahnya yang hanya adipati bawahan majapahit. Tapi, niat
untuk membantu rakyat Tuban yang kelaparan tidak pernah padam.
Jika
malam-malam sebelumnya, Raden Syahid sering berada di dalam kamarnya
sembari mengumandangkan ayat-aya suci Al qur an, maka sekarang ia keluar
rumah. Dan saat penjaga gudang kadipaten tertidur lelap, ia mengambil
sebagian hasil bumi yang ditarik dari rakyat yang akan disetorkan ke
majapahit. Bahana makan itu kemudian dibagi bagikan kepada rakyat yang
sangat membutuhkan.
Namun rakyat
tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya, mereka menjadi kaget dan
bercampur girang ketika menerima rezeki yang tidak mereka duga. Bahkan
mereka tidak pernah tahu siapa orang yang memberi rezeki itu. Mengapa
demikian? karena raden syahid selalu melakukannya di malam hari secara
sebunyi sembunyi. Bukan hanya rakyat yang terkejut atas rezeki yang
sekan akan turun dari langit itu. Penjaga gudang kadipaten juga merasa
kaget, hatinya cemash karena seluruh barang yang akan disetorkan ke
pusat kerajaan majapahit berkurang setiap hari.
Penjaga
gudang itu ingin mengetahui sosok pencuri barang hasil bumi di dalam
gudang. Suatu malam ia sengaja mengintintip dari kejauhan, yaitu dari
balik sebuah rumah yang tidak jauh dari gudang kadipaten. Dugaannya
ternyata benar bahwa ada seseorang yang membuka pintu gudang. Ia tak
berkedip memperhatikan penciri itu. Ia kaget dan mapir tidak percaya
jika yeng mencari pecuri itu adalah raden syahid yang merupakan anak
dari atasannya sendiri yaitu adipati wilatikta.
Penjaga
gudang itu tidak berani untuk melaporkan sendiri kepada adipati
wilatikta. Ia khawatir dianggap membuat fitnah. Maka ia hanya minta dua
orang saksi dari sang adipati untuk memergoki pencuri yang mengambil
hasil bumi rakyat yang tersimpan di gudang. Raden syahid tidak pernan
menyangka bahwa perbuatannya bakal ketahuan malam itu. Ketika ia hendak
keluar dari gudang sambil membawa bahan makanan, tiba tiba tiga orang
prajurit kadipaten menangkapnya beserta barang bukti yang di bawa. lalu
ia dibawah ke hadapan ayahnya.
Mengetahui
anaknya mencuri, sang Adipati wilatikta pun menghardik anaknya “Sungguh
memalukan sekali perbuatanmu itu, syahid”. “Kurang apakah aku ini?
benarkah aku tidak menjamin kehidupanmu di istana kadipaten ? Apakah aku
pernah melarangmu untuk makan sekenyangkanya di istana? atau apakah aku
tidak pernah memberimu pakaian? mengapa kamu lakukan perbuatan tercela
ini?”
Raden syahid tidam seribu
bahasa. ia tidak mengeluarkan suara apapun. Ia berkata dalam hati,
biarlah hanya hatinya yang tahu, biarlah orang tidak pernah tahu untuk
apa ia mengambil barang yang tersimpan di gudang kadipaten. biarlah
ayahnya tidak pernah tahu, bahwa ia memberikan barang-barang itu kepada
rakyat.
Ayahnya, adipati wilatikta
semakin marah melihat sikap anaknya yang tidak menjawab untuk apa
dirinya mencuri barang-barang hasil bumi yang hendak disetorkan ke
majapahit? Untuk itu ia harus mendapat hukuman karena kejahatan yang
dilakukannya. Sebab baru pertama kali ini raden syahid melakukan
pencurian, maka ia hanya mendapat hukuman cambut dua ratus kali pada
tangannya. Kemudian ia disekap dan tidak boleh keluar rumah selama
beberapa hari.
Hukuman yang diterima raden syahid tidak membuatnya
jera. Justru ia malah melakukan tindakan yang semakin gila. Setelah
selesai masa hukumannya, Ia kemudian keluar dari lingkungan dari
lingkungan istana dan tidak pernah pulang. Sampai sampai ibu dan adiknya
cemas. APakah yang dilakukan raden syahid setelah keluar dari istana?
Raden
syahid tetap melanjutkan kegemaran mencurinya dengan menggunakan topeng
khusus dan berpakain serba hitam. Raden syahid juga merampok harta
orang-orang kaya di kabupaten Tuban. Namun ia lebih sering mencuri di
rumah orang kaya yang pelit dan para pejabat kadipaten yang berlaku
curang. Harta hasil curitan itu bukan untuk kepentingan pribadi namun
seperti sebelumnya, yaitu untuk diberikan kepada fakir miskin dan orang
-orang yang menderita. Tapi, ketika perbuatannya mencapati titip jenuh,
ada saja orang yang bermanksud mencelakaianya.
Pada
suatu ketika, ada seorang pemimpin perampok sejati yang mengetahui aksi
dari raden syahid yang menjajarah harta pejabat kaya. Kemudian,
pemimpin perampok itu mengenakan pakaian yang serupa dengan pakaian
raden syahid, bahkan ia mengenakan topen seperti topeng raden syahid.
pada suatu makam, raden syahid yang baru saja menyelesaikan shalat isya
mendengar jeritan tangis para penduduk desa karena kampung mereka sedang
dijarah perampok
Raden syahid segera
mendatangi tempat kejadian itu. Begitu mengetahui kedatangannya,
kawanan perampok itu segera berhampuran melarikan diri. hanya tinggal
pempimpin mereka yang sedang memperoksa seorang gadis cantik. Raden
syahid mendobrak pintu rumah si gadis yang sedang diperkosa. Di dalam
sebuah kamar, ia melihat orang yang berpakaian seperti dirinya dan
mengenakan topeng serupa sedang berusaha mengenakan pakaianya kembali.
Rupanya, orang itu sudah selesai memperkosa gadis itu.
Raden
syahid berusaha menangkap perampok itu. Namun, pemimpin rampok itu
berhasil melarikan diri. Suara kentongan dipukul berlalu lalu mendadak
terdengar, sehingga penduduk dari kampung lain berdatangan ke tempat
itu. Pada saat itu, si gadis yang baru diperkosa perampok tersebut
mengamburkan diri dan menangkap erat erat raden syahid. ia pun menjadi
paning dan kebingungan. Sementara itu, para pemuda desa dari kampung
lain menerobos masuk dengan senjata terhunus. Raden syahid ditangkap dan
di bawah ke rumah kepala desa.
Kepala
desa yang merasa penasaran mencoba membuka topeng yang dipakai wajah
raden syahid. Begitu mengetahui orang di baling topeng itu, sang kepala
desa menjadi terdiam. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa perampok itu
adalah putra pimpinannya sendiri. yaitu raden syahid. Pada waktu itu,
masyarakat menjadi panik. Raden syahid ditangkap merampok dan memperkosa
seorang permepuan. si gadis yang diperkosa adalah buakti kuat dan saksi
hidup atas kejadian itu.
Sang kepala
desa masih berusaha mentutup aib pimpinannya. Diam-diam ia membawa
raden syahid ke istana. kadipaten tuban tanpa diketahui banyak orang.
Tentu saja, sang adipati menjad murka, yang biasanya selalu membela dan
menyayangi anaknya, kini ia naik pitam sehingga raden syahid diusir dari
wilayah kadipaten tuban.
“Pergi dari
kadipaten Tuban ini! kamu telah mencoreng nama baik keluargamu sendiri!
pergi! jangan kembali sebelum kamu dapat menggetarkan seluruh dinding
istana kadipaten tuban dengan ayat ayar al qur an yang ering kamu baca
di malam hari” bentak sang ayah pada anaknya.
Sebenarnya,
adipati wilatikta sangat terpukul atas kejadian itu. raden syahid yang
diharapkan dapat menggantikan kedudukannya sebagai adipatu tuban
ternyata telah menutup kemungkinan ke arah itu. Sirna sudah segala
harapan sang adipati. Hanya satu orang yang tidak dapat memepercayai
perbuatan Raden Syahid, yaitu adiknya yang bernama Dewi Rasa Wulan.
Menurutnya tidak mungkin sang kakak berbuat seperti itu. Raden syahid
itu berjiwa bersih dan luhur, sehingga kemungkinan bisar ia tidak
mungkin melakukan perbuatan keji itu.
Siapakah
orang yang tidak hancur hatinya jika mengalami kejadian seperti itu?
Raden syahit yang bermaksud menolong fakir miskin dan penduduk yang
menderita, tapi justru dirinya sendiri yang harus menelan derita. Dan
akhirnya ia diberi hukuman dari ayahnya berupa disuri dari kadipaten
tuban. Selain itu, tidak ada satu pun orang tua yang tidak terpukul
hatinya jika mereka mengetahua bahwa anak dambaan hatinya tiba tiba
berbuat jahat, yang kemudian menghancurkan nama baik dan masa depannya
sendiri. Namun itulah peristiwa yang harus dialami oleh Raden Syahid.
Bila
saja tidak ada peristiwa yang menyakitkan itu mungkin raden syahid
tidak mungkin menjadi seorang ulama besar dan wali yang dikagumi oleh
seluruh penduduk di tanah jawa. Ketika ia betul betul meninggalkan
kadipaten Tuban. Dewi rasa wulan yang sangat menyayangi akaknya merasa
kasihan. Tanpa sepengetauan ayah dan ibunya, ia meninggalkan istana
kadipaten Tuban untuk mencari kakaknya syahid yang hendak diajaknya
pulang.
Mendengar hal ini tentu saja
ayah dan ibunya sangat kebingungan. Kemudian sang ayah segera
memerintahkan puluhan prajurit tuban untuk mencari dewi rasa wulan,
namun mereka tidak pernah berhasil menemukannya. Pada akhirnya, dewi
rasa wulan ditemukan oleh Empu Supa, seorang tumenggung majapahit yang
menjadi murid sunan kalijaga. Kemudian, dewi rasa wulan dijodohkan degan
empu supa. Dan mereka kembali ke tuban dengan di antar sunan kalijaga
yang tidak lain adalah raden syahid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar